Staf Khusus Presiden Sebut Negara-negara di Global North Berkontribusi 92% Emisi Global


Senin, 3 Oktober 2022


Nikel merupakan salah satu sumber daya mineral yang memiliki peran penting dalam sektor teknologi dan energi terbarukan, terutama dalam produksi baterai kendaraan listrik. Indonesia, sebagai produsen nikel terbesar di dunia, memiliki tanggung jawab strategis dalam menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan konservasi sumber daya nikel. Untuk itu, pemerintah Indonesia menerapkan kebijakan moratorium pembangunan smelter nikel guna memastikan keberlanjutan cadangan nikel nasional.


Latar Belakang Moratorium Pembangunan Smelter Nikel

Kebijakan moratorium ini didasarkan pada Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara (UU Minerba), yang mewajibkan perusahaan pertambangan untuk melakukan pemurnian mineral di dalam negeri guna meningkatkan nilai tambah. Moratorium khususnya diterapkan pada smelter yang menggunakan teknologi pirometalurgi untuk mengolah bijih nikel saprolite yang berkadar tinggi.


Menurut data dari Katadata, cadangan bijih saprolite di Indonesia diperkirakan hanya akan bertahan sekitar 6,3 tahun jika konsumsi terus berlanjut tanpa regulasi yang ketat. Oleh karena itu, moratorium ini bertujuan untuk mempertahankan pasokan nikel agar tetap tersedia dalam jangka panjang.


Urgensi Kebijakan Moratorium

Permintaan global terhadap nikel terus meningkat, terutama untuk industri baterai kendaraan listrik dan baja nirkarat. Indonesia memiliki sekitar 4,5 miliar ton cadangan nikel, tetapi sebagian besar terdiri dari nikel limonit berkadar rendah. Smelter yang menggunakan teknologi pirometalurgi cenderung mengolah bijih saprolite yang memiliki kadar nikel lebih tinggi, yang kini terancam menipis.


Dengan kebijakan moratorium ini, pemerintah berharap dapat menjaga stabilitas pasokan nikel dalam negeri dan mendukung program hilirisasi nikel yang berkelanjutan. Kebijakan ini juga mencerminkan prinsip Pasal 33 ayat (3) UUD 1945, yang menyatakan bahwa kekayaan alam harus dikelola untuk kemakmuran seluruh rakyat.


Implementasi Kebijakan dan Tantangan

Pelaksanaan kebijakan ini menuntut adanya sinergi antara pemerintah pusat, daerah, serta pelaku industri. Pemerintah, melalui Kementerian ESDM, akan mengawasi pengaturan jumlah smelter yang dibangun, memastikan smelter yang beroperasi mendapatkan bijih nikel yang cukup, dan memprioritaskan teknologi pemrosesan nikel yang lebih efisien.


Namun, kebijakan moratorium ini juga menghadapi tantangan dari industri yang melihatnya sebagai hambatan terhadap investasi. Beberapa pihak menganggap kebijakan ini dapat mengurangi pertumbuhan industri hilir, khususnya dalam mendukung produksi baja dan baterai. Dalam jangka panjang, pemerintah diharapkan untuk mempertimbangkan teknologi hidrometalurgi, yang dapat mengolah bijih nikel limonit kadar rendah sebagai alternatif pengganti bijih saprolite.


Dampak Positif dan Strategis Kebijakan Moratorium

Implementasi moratorium smelter nikel diharapkan membawa dampak positif jangka panjang bagi keberlanjutan industri nikel di Indonesia. Kebijakan ini memungkinkan pemanfaatan nikel yang lebih efisien, meningkatkan ketahanan industri, dan memastikan ketersediaan nikel untuk kebutuhan dalam negeri, seperti pengembangan kendaraan listrik.


Selain itu, kebijakan ini mendukung visi pemerintah Indonesia untuk menjadi pusat produksi baterai kendaraan listrik. Dengan menjaga cadangan nikel tetap aman, pemerintah dapat meningkatkan posisi tawar dalam kemitraan internasional dengan negara-negara yang membutuhkan nikel sebagai bahan utama baterai, seperti Korea Selatan dan Jepang.


Kesimpulan

Kebijakan moratorium pembangunan smelter nikel merupakan langkah strategis yang diambil oleh pemerintah Indonesia untuk menjaga keseimbangan antara pemanfaatan dan pelestarian sumber daya nikel. Meskipun menghadapi tantangan dalam pelaksanaannya, kebijakan ini berpotensi besar untuk mendukung keberlanjutan industri nikel nasional dan program hilirisasi mineral yang bernilai tambah. Moratorium ini juga mencerminkan komitmen pemerintah untuk memastikan bahwa cadangan nikel yang tidak terbarukan dapat dinikmati oleh generasi mendatang.


Referensi

  • Hanif, Muhammad Usama, dan Suherman. "Kebijakan Pemerintah dalam Menjaga Ketersediaan Cadangan Nikel melalui Moratorium Pembangunan Smelter." Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Publik, Universitas Pembangunan Nasional "Veteran" Jakarta, 2023.
  • Undang-Undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batubara.
  • Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral. "Data dan Informasi Cadangan Nikel di Indonesia." 2022.
  • Katadata.co.id. "Moratorium Izin Baru Smelter untuk Kendalikan Produksi dan Harga Nikel." 27 September 2024.

Sumber: NIKEL.CO.ID

Berita Lainnya

Staf Khusus Presiden Sebut Negara-negara di Global North Berkontribusi 92% Emisi Global



ASM Ajak Menilik Potensi Investasi Industri Nikel



Pajak Progresif Nikel Mengancam Keberadaan Hilirisasi



Pergerakan Ekonomi Nasional Melalui Hilirisasi Nikel



Baru 26% RKAB Mineral Disetujui, Ini Rencana Produksi Nikel, Emas Dkk



Nikel, Emas, dan Tembaga, Tiga Komoditas Mineral Andalan Indonesia di Pasar Global



7 Pulau yang Menyimpan Cadangan Emas Terbesar di Indonesia



Pabrik Nikel Menjamur, Investasi di 2023 lalu Tembus Rp39 Triliun



Realisasi Produksi Mineral Indonesia di Bawah Target 2023 : Peluang?



Realisasi Investasi ESDM 2023, Smelter Nikel Capai US$2.676,4 Juta



Industri Logam Dasar Tumbuh Pesat 14,17%, Ada Andil Permintaan dari China?



Menteri ESDM: Aturan Relaksasi Ekspor Mineral Mentah Sedang Disiapkan



Pemanfaatan Nikel 2040 Diprediksi Masih Didominasi Baja Anti Karat



Gak Cuma China, Ini Negara Penikmat Produk Nikel RI



Pemanfaatan Nilai Tambah Hilirisasi Nikel RI Dinilai Masih Rendah



7 Aspek Penting untuk Keberlanjutan Industri Nikel di Indonesia



Organisasi Nikel Internasional Bujuk Indonesia Bergabung Kembali



Penggunaan Limbah Slag Nikel Sebagai Material Konstruksi Jalan Ramah Lingkungan



Dampak Kerja Sama Investasi Nikel Indonesia-China Terhadap Pertumbuhan Ekonomi



Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Pemisahan Nikel dari Logam Pengotor Menggunakan Metode Leaching



Penelitian Baterai Nikel dan Hubungan Bilateral Indonesia-Korea di Bidang Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi



Mengamankan Masa Depan Industri Nikel, Pentingnya Moratorium Pembangunan Smelter di Indonesia



Pengenalan Metode Biooksidasi untuk Pengolahan Bijih Emas



Nikel Pilar Utama Dalam Industri Baterai Kendaraan Listrik dan Masa Depan Energi Bersih



Potensi Terak Nikel sebagai Agregat Beton



Keunggulan Daya Saing Nikel Indonesia di Pasar Internasional



Potensi dan Pengembangan Industri Berbasis Unsur Tanah Jarang di Indonesia



Optimasi Proses Hidrometalurgi untuk Mineral Emas Porfiri dan Sulfida Rendah



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel