Nikel, Emas, dan Tembaga, Tiga Komoditas Mineral Andalan Indonesia di Pasar Global


Kamis, 2023-11-02


Intisari-online.com - Indonesia adalah salah satu negara penghasil mineral terbesar di dunia. Tiga komoditas mineral yang menjadi andalan Indonesia di pasar global adalah nikel, emas, dan tembaga. Ketiga mineral ini memiliki potensi dan nilai ekonomi yang tinggi, baik untuk kebutuhan industri maupun investasi.Bagaimana perkembangan produksi dan ekspor ketiga mineral ini di Indonesia? Mari kita simak ulasan berikut. Nikel Nikel adalah logam keras dan tahan karat yang banyak digunakan untuk pembuatan baja tahan karat, baterai, koin, dan katalis. Permintaan nikel di dunia terus meningkat, terutama untuk kebutuhan baterai kendaraan listrik (EV) yang merupakan bagian dari transisi energi rendah karbon¹. Indonesia adalah produsen dan eksportir nikel terbesar di dunia. Menurut data GlobalData, Indonesia memiliki cadangan nikel terbesar di dunia, yaitu sekitar 21 juta ton per Januari 2021. Produksi nikel Indonesia pada tahun 2020 mencapai 760 ribu ton, naik 25% dari tahun sebelumnya. Indonesia juga memiliki strategi industri nikel yang bertujuan untuk menambah nilai tambah dari sumber daya nikelnya. Sejak tahun 2014, Indonesia melarang ekspor bijih nikel mentah untuk mendorong pembangunan pabrik peleburan dan pengolahan nikel di dalam negeri. Indonesia juga menarik investasi untuk mengembangkan rantai pasok baterai EV, mulai dari pengolahan nikel menjadi produk kelas satu (seperti sulfat nikel) hingga produksi katoda dan sel baterai. Pada bulan Mei 2021, Indonesia telah mengoperasikan pabrik pertamanya yang dapat mengolah nikel menjadi sulfat nikel untuk kebutuhan baterai EV. Pabrik ini berlokasi di Morowali Industrial Park, Sulawesi Tengah, dan merupakan bagian dari kerjasama antara perusahaan China, Tsingshan Holding Group, dengan perusahaan Indonesia, PT Indonesia Morowali Industrial Park (IMIP). Selain itu, setidaknya ada tujuh proyek lain yang sedang dalam tahap pembangunan atau perencanaan untuk memproduksi sulfat nikel di Indonesia. Emas Emas adalah logam mulia yang memiliki nilai estetika dan ekonomi yang tinggi. Emas banyak digunakan untuk perhiasan, investasi, dan aplikasi industri seperti elektronik, kedokteran, dan kedirgantaraan. Permintaan emas di dunia dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti kondisi ekonomi, politik, sosial, dan budaya. Indonesia adalah negara kelima di dunia yang memiliki potensi emas terbesar, yaitu sekitar 3.200 ton per Januari 2021. Produksi emas Indonesia pada tahun 2020 mencapai 137 ton, turun 9% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh adanya pandemi Covid-19 yang mengganggu operasional tambang dan transportasi. Salah satu tambang emas terbesar di Indonesia adalah Tambang Emas Tujuh Bukit yang berlokasi di Banyuwangi, Jawa Timur. Tambang ini dikelola oleh PT Bumi Suksesindo (BSI), anak perusahaan dari PT Merdeka Copper Gold Tbk. Tambang ini memiliki cadangan emas sebesar 1.900 ton dan mulai berproduksi pada tahun 2017. Pada tahun 2020, tambang ini berhasil memproduksi 191 ribu ons emas. Selain Tambang Emas Tujuh Bukit, Indonesia juga memiliki beberapa tambang emas lain yang beroperasi atau sedang dalam tahap pengembangan. Tembaga Tembaga adalah logam berwarna merah yang memiliki konduktivitas listrik dan panas yang tinggi. Tembaga banyak digunakan untuk pembuatan kabel, pipa, peralatan listrik, elektronik, dan telekomunikasi. Permintaan tembaga di dunia diprediksi akan terus meningkat seiring dengan pertumbuhan populasi, urbanisasi, dan transisi energi. Indonesia adalah negara ketujuh di dunia yang memiliki cadangan tembaga terbesar, yaitu sekitar 28 juta ton per Januari 2021. Produksi tembaga Indonesia pada tahun 2020 mencapai 659 ribu ton, turun 29% dari tahun sebelumnya. Penurunan ini disebabkan oleh adanya perubahan status kepemilikan dan kontrak karya dari PT Freeport Indonesia, perusahaan tambang tembaga terbesar di Indonesia. PT Freeport Indonesia merupakan anak perusahaan dari Freeport-McMoRan Inc., perusahaan tambang asal Amerika Serikat. Perusahaan ini mengoperasikan Tambang Tembaga Grasberg, tambang tembaga terbesar kedua di dunia yang berlokasi di Papua. Tambang ini memiliki cadangan tembaga sebesar 13,6 juta ton dan mulai berproduksi pada tahun 1972. Pada tahun 2018, pemerintah Indonesia mengambil alih 51% saham PT Freeport Indonesia dari Freeport-McMoRan Inc. sebagai bagian dari renegosiasi kontrak karya. Selain Tambang Tembaga Grasberg, Indonesia juga memiliki beberapa tambang tembaga lain yang beroperasi atau sedang dalam tahap pengembangan. Nikel, emas, dan tembaga adalah tiga komoditas mineral yang menjadi andalan Indonesia di pasar global. Ketiga mineral ini memiliki potensi dan nilai ekonomi yang tinggi, baik untuk kebutuhan industri maupun investasi. Indonesia terus berupaya untuk meningkatkan produksi dan ekspor ketiga mineral ini dengan mengembangkan industri hilir dan menarik investasi asing. Dengan demikian, Indonesia dapat memanfaatkan sumber daya mineralnya untuk kesejahteraan rakyat dan pembangunan nasional.
Sumber: Intisari-online.com

Berita Lainnya

Staf Khusus Presiden Sebut Negara-negara di Global North Berkontribusi 92% Emisi Global



ASM Ajak Menilik Potensi Investasi Industri Nikel



Pajak Progresif Nikel Mengancam Keberadaan Hilirisasi



Pergerakan Ekonomi Nasional Melalui Hilirisasi Nikel



Baru 26% RKAB Mineral Disetujui, Ini Rencana Produksi Nikel, Emas Dkk



Nikel, Emas, dan Tembaga, Tiga Komoditas Mineral Andalan Indonesia di Pasar Global



7 Pulau yang Menyimpan Cadangan Emas Terbesar di Indonesia



Pabrik Nikel Menjamur, Investasi di 2023 lalu Tembus Rp39 Triliun



Realisasi Produksi Mineral Indonesia di Bawah Target 2023 : Peluang?



Realisasi Investasi ESDM 2023, Smelter Nikel Capai US$2.676,4 Juta



Industri Logam Dasar Tumbuh Pesat 14,17%, Ada Andil Permintaan dari China?



Menteri ESDM: Aturan Relaksasi Ekspor Mineral Mentah Sedang Disiapkan



Pemanfaatan Nikel 2040 Diprediksi Masih Didominasi Baja Anti Karat



Gak Cuma China, Ini Negara Penikmat Produk Nikel RI



Pemanfaatan Nilai Tambah Hilirisasi Nikel RI Dinilai Masih Rendah



7 Aspek Penting untuk Keberlanjutan Industri Nikel di Indonesia



Organisasi Nikel Internasional Bujuk Indonesia Bergabung Kembali



Penggunaan Limbah Slag Nikel Sebagai Material Konstruksi Jalan Ramah Lingkungan



Dampak Kerja Sama Investasi Nikel Indonesia-China Terhadap Pertumbuhan Ekonomi



Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Pemisahan Nikel dari Logam Pengotor Menggunakan Metode Leaching



Penelitian Baterai Nikel dan Hubungan Bilateral Indonesia-Korea di Bidang Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi



Mengamankan Masa Depan Industri Nikel, Pentingnya Moratorium Pembangunan Smelter di Indonesia



Pengenalan Metode Biooksidasi untuk Pengolahan Bijih Emas



Nikel Pilar Utama Dalam Industri Baterai Kendaraan Listrik dan Masa Depan Energi Bersih



Potensi Terak Nikel sebagai Agregat Beton



Keunggulan Daya Saing Nikel Indonesia di Pasar Internasional



Potensi dan Pengembangan Industri Berbasis Unsur Tanah Jarang di Indonesia



Optimasi Proses Hidrometalurgi untuk Mineral Emas Porfiri dan Sulfida Rendah



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel