Organisasi Nikel Internasional Bujuk Indonesia Bergabung Kembali


Selasa, 2024-07-23


Reporter: Filemon Agung | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Perkembangan industri nikel Indonesia menarik perhatian organisasi internasional, termasuk International Nikel Study Group (INSG). Organisasi ini mengajak Indonesia untuk bergabung kembali setelah negara tersebut menarik diri pada tahun 2006. Staf Khusus Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Percepatan Tata Kelola Mineral dan Batubara, Irwandy Arif, mengungkapkan bahwa pihaknya telah mengadakan pertemuan dengan sejumlah negara anggota INSG di Portugal untuk membahas isu ini.

Irwandy menjelaskan bahwa Indonesia pernah menjadi anggota INSG sejak pertama kali berdiri pada tahun 1990. Namun, keanggotaan tersebut dihentikan pada tahun 2006 akibat masalah politik yang berkaitan dengan Portugal di Timor-Timur. Kini, INSG kembali mengundang Indonesia untuk bergabung, namun pemerintah masih mempertimbangkan langkah tersebut.

Dengan cadangan bijih nikel yang mencapai 5,3 miliar ton, Indonesia memiliki potensi besar dalam industri nikel. Hilirisasi yang telah dicanangkan dalam beberapa tahun terakhir menunjukkan hasil yang signifikan, terutama dengan meningkatnya investasi smelter di Indonesia. Kebijakan penutupan ekspor bijih nikel pada awal tahun 2020 menjadi salah satu pemicu utama pertumbuhan investasi fasilitas pemurnian dan pengolahan nikel di dalam negeri.

Menurut laporan Kontan, nilai ekspor produk derivatif nikel Indonesia mengalami peningkatan drastis dalam kurang dari satu dekade. Pada tahun 2014, nilai ekspor hanya mencapai US$ 3 miliar, namun tahun lalu melonjak menjadi US$ 34 miliar. Angka ini diproyeksikan akan terus meningkat seiring dengan kemampuan Indonesia memproduksi baterai lithium dalam 1-2 tahun ke depan.

Ketertarikan INSG untuk mengajak Indonesia bergabung kembali mencerminkan pentingnya posisi Indonesia dalam industri nikel global. Sebagai salah satu produsen utama nikel dunia, kontribusi Indonesia sangat berpengaruh terhadap dinamika pasar global. Bergabungnya kembali Indonesia dengan INSG dapat memberikan keuntungan strategis, baik dari segi pengembangan industri maupun dalam pengaruh kebijakan internasional terkait nikel.

Pemerintah Indonesia terus mempertimbangkan keuntungan dan kerugian bergabung kembali dengan INSG. Keanggotaan dalam organisasi internasional ini diharapkan dapat membuka peluang kerjasama yang lebih luas, meningkatkan nilai tambah produk nikel, dan memperkuat posisi Indonesia di pasar global. Sementara itu, pemerintah juga harus memastikan bahwa kepentingan nasional tetap terjaga dan industri nikel dalam negeri terus berkembang sesuai dengan rencana hilirisasi yang telah dicanangkan.


Sumber: https://industri.kontan.co.id/news/organisasi-nikel-internasional-bujuk-indonesia-bergabung-kembali

Berita Lainnya

Staf Khusus Presiden Sebut Negara-negara di Global North Berkontribusi 92% Emisi Global



ASM Ajak Menilik Potensi Investasi Industri Nikel



Pajak Progresif Nikel Mengancam Keberadaan Hilirisasi



Pergerakan Ekonomi Nasional Melalui Hilirisasi Nikel



Baru 26% RKAB Mineral Disetujui, Ini Rencana Produksi Nikel, Emas Dkk



Nikel, Emas, dan Tembaga, Tiga Komoditas Mineral Andalan Indonesia di Pasar Global



7 Pulau yang Menyimpan Cadangan Emas Terbesar di Indonesia



Pabrik Nikel Menjamur, Investasi di 2023 lalu Tembus Rp39 Triliun



Realisasi Produksi Mineral Indonesia di Bawah Target 2023 : Peluang?



Realisasi Investasi ESDM 2023, Smelter Nikel Capai US$2.676,4 Juta



Industri Logam Dasar Tumbuh Pesat 14,17%, Ada Andil Permintaan dari China?



Menteri ESDM: Aturan Relaksasi Ekspor Mineral Mentah Sedang Disiapkan



Pemanfaatan Nikel 2040 Diprediksi Masih Didominasi Baja Anti Karat



Gak Cuma China, Ini Negara Penikmat Produk Nikel RI



Pemanfaatan Nilai Tambah Hilirisasi Nikel RI Dinilai Masih Rendah



7 Aspek Penting untuk Keberlanjutan Industri Nikel di Indonesia



Organisasi Nikel Internasional Bujuk Indonesia Bergabung Kembali



Penggunaan Limbah Slag Nikel Sebagai Material Konstruksi Jalan Ramah Lingkungan



Dampak Kerja Sama Investasi Nikel Indonesia-China Terhadap Pertumbuhan Ekonomi



Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Pemisahan Nikel dari Logam Pengotor Menggunakan Metode Leaching



Penelitian Baterai Nikel dan Hubungan Bilateral Indonesia-Korea di Bidang Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi



Mengamankan Masa Depan Industri Nikel, Pentingnya Moratorium Pembangunan Smelter di Indonesia



Pengenalan Metode Biooksidasi untuk Pengolahan Bijih Emas



Nikel Pilar Utama Dalam Industri Baterai Kendaraan Listrik dan Masa Depan Energi Bersih



Potensi Terak Nikel sebagai Agregat Beton



Keunggulan Daya Saing Nikel Indonesia di Pasar Internasional



Potensi dan Pengembangan Industri Berbasis Unsur Tanah Jarang di Indonesia



Optimasi Proses Hidrometalurgi untuk Mineral Emas Porfiri dan Sulfida Rendah



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel