Pada tahun 2023, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) berhasil merealisasikan investasi di sektor pembangunan fasilitas pemurnian mineral yang terintegrasi, termasuk smelter nikel.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) merealisasikan investasi di sektor pembangunan fasilitas pemurnian mineral yang terintegrasi salah satunya smelter nikel sebesar US$2.676,4 juta tahun 2023.
Hal ini disampaikan Menteri Arifin Tasrif saat menyampaikan capaian kinerja sektor ESDM tahun 2023 dalam konferensi pers bersama jajarannya, di Gedung Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (15/1/2024).
“Jadi, kita ada beberapa komoditas disini bahwa dari pembangunan smelter nikel ini masih ada satu yang perlu diselesaikan,” kata Arifin.
Menurutnya, selain pembangunan smelter nikel masih ada pembangunan smelter bauksit yang sejauh ini telah tertinggal jauh dari smelter nikel. Ada beberapa smelter bauksit yang harus diselesaikan pembangunannya pada 2024 ini.
“Kemudian bauksit kita ketinggalan, ini masih ada enam pembangunan smelter yang ketinggalan yang pembangunannya masih antara 30% sampai dengan 60%. Baru satu yang mencapai 90%, sedangkan yang 60% harus diselesaikan,” ujarnya.
Selanjutnya, dia menuturkan, ada juga pembangunan smelter besi yang sudah selesai karena hanya satu smelter yang dibangun hingga 2023. Kemudian, juga ada pembangunan smelter untuk tembaga dan masih dalam tahap penyelesaian.
“Tembaga ini masih dalam penyelesaian. (Pembangunan smelter tembaga ini) ada dua yang paling besar yang pertama di Gersik, Tuban, Jawa Timur, dan kedua di Nusa Tenggara Barat,” tuturnya.
Ia juga memaparkan, untuk realisasi investasi pembangunan pemurnian atau smelter tahun 2023 terdiri dari empat komoditas, yaitu nikel, bauksit, besi, dan tembaga.
Untuk smelter nikel dalam tahap existing berjumlah 5 pabrik dan tahap rencana berjumlah 2 pabrik sehingga total smelter nikel 2023 ada sebanyak 7 pabrik dengan nilai total sebesar US$2.676,4 juta, sedangkan pembangunan smelter bauksit dalam tahap rencana berjumlah 7 pabrik di tahun 2023 dengan nilai total sebesar US$5.853,5 juta.
Kemudian pembangunan smelter besi adalam tahap rencana berjumlah 1 pabrik dengan nilai total sebesar US$51,5 juta. Lalu, untuk pembangunan smelter tembaga dalam tahap rencana berjumlah 1 pabrik dengan nilai total sebesar US$3.084,7 juta.
“Sehingga total pembangunan fasilitas pemurnian (smelter) mineral yang terintegrasi pada 2023 berjumlah 16 smelter dengan total nilai US$11.666,2 juta,” paparnya.
Ia juga membeberkan, pembangunan smelter terintegrasi dengan penambangan tahun 2023 yang merupakan kekuatan nasional untuk pengembangan ekosistem industri baterai terintegrasi.
Editor : Shiddiq
Sumber:
nikel.co.id