Optimasi Proses Hidrometalurgi untuk Mineral Emas Porfiri dan Sulfida Rendah


Selasa, 2025-01-07


Mineral emas porfiri dan sulfida rendah merupakan dua jenis mineral yang memiliki tantangan khusus dalam proses ekstraksi emas. Kandungan logam yang terjebak dalam struktur sulfida membuat emas sulit untuk dilepaskan menggunakan metode konvensional. Proses hidrometalurgi menjadi alternatif yang menarik untuk mengoptimalkan perolehan emas dari jenis mineral ini.


Hidrometalurgi mencakup berbagai teknik seperti pelindian sianida (cyanidation), agitasi leaching, dan roasting untuk mengolah mineral dan meningkatkan recovery emas. Artikel ini membahas teknik optimasi proses hidrometalurgi yang cocok untuk mineral emas porfiri dan sulfida rendah, serta tantangan dan peluangnya di industri.


Karakteristik Mineral Emas Porfiri dan Sulfida Rendah

Mineral emas porfiri umumnya ditemukan dalam batuan vulkanik yang mengandung kadar emas rendah tetapi tersebar merata. Di sisi lain, mineral sulfida rendah mengandung emas yang terjebak dalam struktur mineral sulfida seperti pirit dan arsenopirit. Tantangan utama dalam pengolahan kedua jenis mineral ini adalah rendahnya tingkat pelarutan emas secara langsung.


  • Mineral emas porfiri memiliki kandungan emas sekitar 0,3–1 gram/ton.
  • Mineral sulfida rendah mengandung kadar emas yang sedikit lebih tinggi, tetapi emas terperangkap dalam matriks sulfida.

Proses Hidrometalurgi untuk Optimasi Recovery

  1. Pelindian Sianida (Cyanidation): Metode ini merupakan teknik pelindian emas paling umum yang melibatkan penggunaan larutan sianida. Untuk mineral porfiri, proses ini cukup efektif karena emas umumnya berada dalam bentuk bebas. Pada mineral sulfida rendah, pelindian sianida sering memerlukan pra-olahan seperti roasting untuk memecah struktur sulfida agar emas dapat terlepas.
  2. Agitasi Leaching: Agitasi leaching dilakukan dengan mencampur mineral dengan larutan pelarut dalam tangki berpengaduk. Proses ini efektif untuk mempercepat pelarutan emas dari mineral porfiri. Keberhasilan metode ini sangat dipengaruhi oleh kondisi operasi, seperti pH, suhu, dan waktu leaching.
  3. Roasting (Pemanggangan): Roasting adalah teknik pemanasan mineral pada suhu tinggi untuk mengoksidasi sulfida. Proses ini penting untuk mineral sulfida rendah agar emas yang terperangkap dapat dilepaskan. Penelitian menunjukkan bahwa roasting meningkatkan recovery emas hingga 95% pada mineral sulfida rendah.
  4. Penggunaan Agen Oksidator: Penambahan oksidator seperti hidrogen peroksida (H₂O₂) selama proses pelindian dapat meningkatkan pelarutan emas, terutama untuk mineral sulfida rendah.

Optimasi Proses

Untuk mengoptimalkan proses hidrometalurgi, langkah-langkah berikut dapat diterapkan:

  • Karakterisasi Mineral: Analisis komposisi mineral dilakukan untuk menentukan jenis teknik yang paling efektif. Mineral dengan kandungan sulfida tinggi memerlukan pra-olahan, sedangkan mineral porfiri dapat langsung diproses dengan pelindian.
  • Kondisi Operasi Optimal: Menentukan pH, suhu, dan konsentrasi sianida yang tepat. Penelitian menunjukkan bahwa pelindian pada pH 10–11 memberikan hasil optimal.
  • Integrasi Proses: Menggabungkan beberapa teknik, seperti roasting diikuti oleh pelindian sianida, untuk meningkatkan efisiensi recovery emas.

Tantangan dan Solusi

  • Dampak Lingkungan: Penggunaan sianida dalam pelindian menimbulkan risiko pencemaran lingkungan. Solusi yang dapat diambil adalah penggunaan pelarut alternatif seperti tiourea atau tiosulfat.
  • Biaya Energi Tinggi pada Roasting: Proses roasting membutuhkan energi yang signifikan. Penerapan teknologi hemat energi dan pemanfaatan panas limbah dapat mengurangi biaya operasional.
  • Kompleksitas Mineral: Keberadaan mineral pengotor seperti arsenik dapat menghambat proses pelindian. Penambahan agen kompleksasi dapat membantu mengatasi masalah ini.

Kesimpulan

Optimasi proses hidrometalurgi untuk mineral emas porfiri dan sulfida rendah memerlukan pendekatan yang komprehensif. Penggunaan kombinasi teknik seperti roasting dan pelindian sianida dapat meningkatkan recovery emas secara signifikan. Namun, diperlukan perhatian terhadap dampak lingkungan dan efisiensi biaya untuk memastikan keberlanjutan proses ini di industri.


Daftar Pustaka

  • Rahardjo, A., & Santoso, B. (2021). Optimasi Proses Hidrometalurgi pada Mineral Porfiri dan Sulfida Rendah. Jurnal Teknologi Mineral dan Batubara, 17(3), 123-132.
  • Badan Geologi. (2020). Data dan Informasi Mineral Sulfida di Indonesia.
  • Marsudi, A. D., & Puspita, R. (2020). Pengaruh Kondisi Operasi pada Recovery Emas dari Mineral Sulfida. Jurnal Metalurgi Indonesia, 12(1), 45-56.
  • Theobald, R. (2019). Advances in Gold Hydrometallurgy: Challenges and Innovations. Mineral Processing Journal, 34(2), 112-125.

Sumber:

Berita Lainnya

Staf Khusus Presiden Sebut Negara-negara di Global North Berkontribusi 92% Emisi Global



ASM Ajak Menilik Potensi Investasi Industri Nikel



Pajak Progresif Nikel Mengancam Keberadaan Hilirisasi



Pergerakan Ekonomi Nasional Melalui Hilirisasi Nikel



Baru 26% RKAB Mineral Disetujui, Ini Rencana Produksi Nikel, Emas Dkk



Nikel, Emas, dan Tembaga, Tiga Komoditas Mineral Andalan Indonesia di Pasar Global



7 Pulau yang Menyimpan Cadangan Emas Terbesar di Indonesia



Pabrik Nikel Menjamur, Investasi di 2023 lalu Tembus Rp39 Triliun



Realisasi Produksi Mineral Indonesia di Bawah Target 2023 : Peluang?



Realisasi Investasi ESDM 2023, Smelter Nikel Capai US$2.676,4 Juta



Industri Logam Dasar Tumbuh Pesat 14,17%, Ada Andil Permintaan dari China?



Menteri ESDM: Aturan Relaksasi Ekspor Mineral Mentah Sedang Disiapkan



Pemanfaatan Nikel 2040 Diprediksi Masih Didominasi Baja Anti Karat



Gak Cuma China, Ini Negara Penikmat Produk Nikel RI



Pemanfaatan Nilai Tambah Hilirisasi Nikel RI Dinilai Masih Rendah



7 Aspek Penting untuk Keberlanjutan Industri Nikel di Indonesia



Organisasi Nikel Internasional Bujuk Indonesia Bergabung Kembali



Penggunaan Limbah Slag Nikel Sebagai Material Konstruksi Jalan Ramah Lingkungan



Dampak Kerja Sama Investasi Nikel Indonesia-China Terhadap Pertumbuhan Ekonomi



Pengaruh Suhu dan Konsentrasi Terhadap Pemisahan Nikel dari Logam Pengotor Menggunakan Metode Leaching



Penelitian Baterai Nikel dan Hubungan Bilateral Indonesia-Korea di Bidang Industri, Perdagangan, dan Transisi Energi



Mengamankan Masa Depan Industri Nikel, Pentingnya Moratorium Pembangunan Smelter di Indonesia



Pengenalan Metode Biooksidasi untuk Pengolahan Bijih Emas



Nikel Pilar Utama Dalam Industri Baterai Kendaraan Listrik dan Masa Depan Energi Bersih



Potensi Terak Nikel sebagai Agregat Beton



Keunggulan Daya Saing Nikel Indonesia di Pasar Internasional



Potensi dan Pengembangan Industri Berbasis Unsur Tanah Jarang di Indonesia



Optimasi Proses Hidrometalurgi untuk Mineral Emas Porfiri dan Sulfida Rendah



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel



Efektivitas Carsul dalam Menurunkan Konsentrasi Chrome Hexavalent pada Limbah Tambang Nikel